1.
Definisi Filsafat
a)
Louis
O. Kattsoff
Filsafat merupakan
suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu
masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis atas suatu tindakan
atau sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan. Dan hendaknya diingat
bahwa suatu kegiatan kefilsafatan itu
sesungguhnya merupakan perenungan atau pemikiran.
b)
Betrand
Russell (1872-1970)
Betrand Russell
menganggap filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan, karena filsafat
memikir secara kritis asas-asas yang dipakai dalam ilmu dan dalam kehidupan
sehari-hari, dan mencari sesuatu ketakselarasan yang dapat terkandung dalam
asas-asas itu. Selain itu Rusell juga menyatakan bahwa filsafat merupakan
sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan puncak secara kritis, the attempt to answer ultimate question
critically.
Dr. Zaprulkhan,M.Si, Filsafat Umum Sebuah Pendekataan Tematik (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012 & 2013), hlm
18-19.
Kesimpulan menurut saya,
Filsafat adalah Ilmu yang mempelajari tentang
berfikir secara mendalam tentang suatu masalah baik dalam kehidupan sehari hari
atau dalam bidang pengetahuan, dengan sudut pandang atau penalaran yang
sistematis dan kritis. Segala sesuatu yang berhubungan dengan filsafat itu
harus difikirkan dengan perenungan dan pemikiran yang berdasarkan kefilsafatan
yaitu dengan berfikir secara teliti.
2.
Objek
Materia
Isi objek filsafat ditentukan oleh apa yang
dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang
mungkin ada jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut Objek Materia yaitu segala yang ada dan
mungkin ada tadi. Tentang objek materia ini banyak yang sama dengan objek
materia sains. Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek
materia yang empiris; Filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bukan bagian
yang empiris, melainkan bagian yang abstraknya. Kedua ada objek materia
filsafat yang tidak diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir yaitu
objek materia yang untuk selama-lamanya
tidak empiris. Jadi, objek materia filsafat tetap saja lebih luas dari objek
materia sains.
Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra (Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2009), hlm 21.
Kesimpulan menurut saya,
Objek materia adalah segala sesuatu yang ada,
yang ada dalam artian yang keberadaanya ada dengan sendirinya ataupun oleh adanya
keberadaan orang lain. Contoh objek materia adalah manusia yang dapat dilihat
dari keberadaannya di muka bumi.






0 komentar:
Posting Komentar